Catatan Relawan @kangseptian


Hari ini saya mau nge-post tentang catatn salah seorang sahabat saya di Korsa. Semoga dengan saya berbagi hasil cerita beliau di blog saya, semkain semangat jiwa kerelawanan kita, jiwa tolong-menolong diantara kita, menambah kepekaan social kita dan tetap semangat menjadi seorang manusi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Berikut ini catatannya:

Seharian kemarin saya transit di Bandung karena ga dapet transport ke Jakarta. Niatnya sih saya luangkan saja waktu utk kongkow-kongkow lagi sama temen-temen di Salman.
Dari siang sampai malem sih ga ada yang menarik. Nah, ba'da maghrib, Mbak Jim dapet kabar dari grup WA nya bahwa ada tunawisma yg sakit di Simpang Dago. Kebetulan ga jauh dari tempat kami meetup. So, kami jalan kaki saja ke TKP.
Di TKP, kami bertemu kawan Mbak Jim dgn 3 anak kecil yang sedang menunggu seorang bapak tua yg sedang tidur. Mungkin lebih tepatnya tak sadarkan diri di atas trotoar. Berdasar info dari pedagang es Shanghai di situ, si bapak sudah dalam kondisi tersebut sejak sore. Dia sudah sempat report ke polisi setempat, tapi karena katanya bukan kewenangan mereka, mereka tidak bisa berbuat banyak.
Biar cepat tertangani kami kontak driver Ambulance Salman, kang Irman. Alhamdulillah dia lagi free dan langsung mendatangi kami bersama kang Muhamad Abduh, komandan Korps Relawan Salman Itb.
Lucunya nih anak2 kecil tadi yg ga sabar nunggu ambulance.
"Kak, ambulance nya berapa lama ke sini?" Tanyanya
"15 menit lagi, dik." Saya jawab
"Ok, kak. Saya hitung ya." Dia serius banget ngitung nya. Bahkan tiap 5 menit ditanyain. Haha. Dan mereka seneng banget waktu ambulance nya dateng.
Kang Sigit dan kang Prazz yang datang kemudian membantu mencari kontak Dinas Sosial Kota Bandung.
Dibantu warga sekitar dan para pedagang di sana, si bapak kami bawa ke RS Sariningsih. Tapi karena mereka tidak menangani 'unidentified person', mereka merekomendasikan RS Hasan Sadikin.
Pak Angga, dosen SITH ITB yang kami kontak turut membantu menangani kondisi ini. Di RSHS, beliau mengurus tetek bengek administrasi dan menghubungi teman-teman IA ITB Jabar utk minta bantuan sekiranya perlu gantian menjaga.
Penanganan di IGD RSHS cukup cekatan meski banyak pasien di sana. Dan si bapak tua yg notabene tuna wisma pun mendapatkan penanganan yg sama, tidak dibedakan. Tapi pihak RSHS meminta kami selaku penanggung jawab utk tetap stay di sana sampai urusan administrasi selesai dan si bapak mendapatkan ruang penanganan.
Oia, karena bapak tersebut tidak memiliki identitas apa pun, pihak RSHS mengidentifikasinya sebagai Mr. Y. Setelah cukup lama, hasil diagnosa nya keluar dan Mr. Y ternyata mengidap TBC dan harus dipindah ke ruang isolasi. Sayang nya, ruangan Rawat inap di RSHS terbatas, dan hingga tadi malam beliau stay di ruang isolasi IGD.
Untuk kasus seperti ini, sebenarnya di RSHS ada para pekerja sosial yg dapat membantu urusan administrasi dan menghubungkannya ke Dinas Sosial. Tapi mereka tidak bekerja 24 jam seperti para tenaga medis. Jadi kita yang harus turun tangan langsung.
Nah, teman-teman...
Mungkin ada juga yg dihadapkan pada kondisi seperti ini, bahkan dalam kasus kecelakaan lalu lintas.
Pilihan kita ada dua: pura-pura tidak tahu atau berusaha membantu. Pilihan kedua ini perlu nyali, perlu keberanian, dan kita harus mampu menanganinya dgn cerdas. Kenapa? Karena bisa saja jika ada hal2 yg tidak diinginkan, kita bisa terkena imbasnya.
Langkah2 bantuannya sih bisa sangat sederhana: cukup cari tau siapa yg berwenang dan berkapasitas membantu (misal polisi dan dokter), lalu serahkan tanggung jawab nya kepada mereka. Kalau memang sangat diperlukan dan kita ada waktu utk menangani nya, silahkan bantu hingga tuntas.
Yang paling sulit adalah membangun kepekaan sosial kita, membangun nyali membantu, dan turun tangan untuk menangani permasalahan.
Saya selalu percaya bahwa masih banyak orang baik di sekitar kita. Orang-orang yang siap meluangkan waktu, tenaga, dan dananya utk membantu orang lain. Tapi, ntah kenapa, karena satu dan lain hal, kita memilih diam.
"Kejahatan merajalela bukan karena banyaknya orang jahat, tapi karena orang-orang baik berdiam diri. Begitu pula dengan kemiskinan, kebodohan, dan lain sebagainya. Yuk, saat nya kita ubah niat baik menjadi aksi baik. Karena 1 aksi nyata jauh lebih baik dari 1000 kata-kata."
Hatur nuhun kepada semua pihak yang terlibat semalam...
@kangseptian
Catatan ini dari :
Septian Firmansyah
Komandan Korsa 1
Salam KORSA
Ikhlas, Cerdas, Tangkas


*semua yang catatan yang dishare pada blog ini sudah mendapat izin dari pemiliknya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Seorang Akhwat - Ikhwan Keren

Autobiografi Penulis

Quotes Relawan